Bangkitkan Nasionalisme Bangsa Papua!
Matahari
terbit sampai matahari terbenam mam-mama masih jualan sayur di pasar
di mana pun di Papua. Melihat mereka setiap hari begitu saja, kapan
pemerinta daerah melihat dan memperhatikan nasib mama-mama di setiap
pasar yang ada di seluruh Tanah Papua. Pemerinta Daerah tidak
memiliki kreadibilitas dan tidak konsisten dalam melakukan proteksi
terhadap rakyatnya melalui system pelayanan public secara transparan.
Contoh kasus yang bisa kita lihat adalah; Pasar Hamadi di Jayapura yang carut-marut, Pasar Damei di
Sempan-Timika, pasar Karang di Nabire serta setiap pasar kaget dan
tetap di setriap pelabuhan Papua.
Pemerintah
Indonesia tidak pernah melakukan pemberdayaan masyarakat melalui
program UMKM di tanah Papua, dikarenakan pusat pelayanan system
terpusat (segalanya Sentralistik) tapi mama-mama dan seluruh rakyat
bangsa asli papua mendambahkan perhatian dan pemberdayaan agar usaha
jualan mereka untuk menghidupi keluarga dari hasil tambahanya di
pasar, dapat berlanjut dalam waktu yang akan dating. Cobalah kita
lihat ke bawah, ada siapa yang duduk tada-data panas, sakit rematik,
sakit kaki tapi mereka berjuan diatas debuh/aspal hanya beralaskan
permadani, hasil jualanya yang kurang dari lebih pasti akan digunakan
hanya untuk beli makanan sore hari, maka itu pemerintah janganlah
melantarkan dan lewatkan mama-mama di pasar.
Lihat
dan renungkanlah; terasa sayang pada mama-mama di pasar, bawah-lah kabar
ini kepada pemerintah supaya membanggun gedung pasar yang layak dan
menciptakan system perekonomian dan perdagangan yang berpihak kepada
mama-mama di pasar dan terutama bagi pengusaha pribumi kelas UMKM di
Papua agar mama-mama yang suka sakit rematik, sakit kaki dan tahan
panas dapat menikmati pekerjaan mereka selayak-layaknya.
Menurut
hasil pantauan di lapangan, ada banyak mama-mama yang menyampaikan
keluhan-keluahan mereka dalam aksi demonstrasi maupun cerita-cerita
keseharian mereka, ada sebuah kisah penyampaian aspirasi mama-mama
dalam setiap aksi demonstrasi di Deiyai-Paniai-Timika-Sorong dan di
Jayapura, misalnya Demo di Jayapura: “Dalam demo gabungan mama-mama
Papua, seorang mama mewakili mama-mama di Pasar menyampaikan: Pasar
kami di Hamadi tidak layak untuk digunakan, maka pemerintah harus
membangun Pasar Baru yang layak untuk menopang usaha kami. Dalam
orasinya ia juga menyatakan, bahwa uang pembangunan itu ada tetapi
mengapa tidak diperhatikan!!” Selanjutnya ia juga mempertanyakan
hal yang sama: Apakah pemerintah daerah buta akan hal itu,
atau pemerintah bermain politik ataukah pemerintah diarahkan oleh
Pusat-Jakarta agar tidak membangun Papua…??.
Kecurigaan-kecurigaan seperti itu muncul ketika anak negeri sendiri
menjadi pejabat tetapi tidak membangun daerahnya sendiri, Papua-Red.
Reporter
Wegamo Voice
Int/s:
Nonce T.
Regards;
Timipotu News
0 komentar:
Posting Komentar