Bangkitkan
Jiwa Nasionalisme Papua Barat!
Iktisar:
Form Realitas
WEGAMO VOICE - Hari
berganti hari, bulan berganti bulan masih juga terlihat pelanggaran
HAM terjadi di Tanah Papua baik yang kelihatan maupun yang tak
kelihatan terhadap Orang Asli Papua (OAP), Situasi di Papua semakin
aman dan akrab dalam hidup sehari-hari mereka, tetapi masih saja
ada Provokator Jenius yang selalu saja menyelimuti rakyat kecil
sehingga mengakibatkan banyak kasus pelanggaran HAM terjadi di Tanah
Papua, misalnya: Nabire berdarah, Wasior berdarah, wamena berdarah
dan penyerangan TNI/POLRI terhadap rakyat sipil secara membabi-buta
serta banyaknya eksekusi yang dilakukan Negara Indonesia terhadap
Pemimpin-Pemimpin pejuang kebenaran dan Perdamaian di tanah Papua.
Warga
masyarakat Papua merasa sudah tidak aman lagi bergabung dengan NKRI
dan Rakyat Bangsa Papua telah merencanakan dengan strategi rahasianya
untuk mendirikan Negara Papua Barat (West Papua State). Hal ini
didasarkan pada berbagai perbedaan yang mencolok, yakni: Budayanya, Paradigmanya, Falsafah, Ideologi, Politiknya, Sosialnya dan Religi.
Itulah yang menjadikan Papua memang Beda dengan Indonesia.
Dalam
beberapa dekade silam, Bangsa Indonesia telah melancarkan strategi
pembangunan melalui kebijakan presiden dalam intruksi Presiden
tentang: Otonimi Daerah, Otonomi Khusus (Specyall Outonomy),
Pemekaran dan sekarang sedang diberlakukan UP4B untuk memperhatikan
Bangsa Papua dalam hal Pembangunan dan Kesejahteraannya. Namun
demikian, kehidupan bangsa Papua sangat disayangkan karena kehidupan
masyarakat di Papua semakin tertindas dan terperosok dalam skala
kemiskinan yang luar biasa dikarenakan semua peluang kerja, usaha, perkembangan, hak-haknya dirampas secara halus oleh imigran bangsa
Indonesia yang ke Papua (transmigran jawa, Sulawesi, NTB, Sumatra}.
Kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan dan
kesejahtraan dan hak-hak hidup orang papua juga semakin tertutup.
Adanya pengaruh social yang merendahkan harga diri bangsa Papua
melalui pelecekan, pencemohan berdasarkan agama dan RAS. Bahkan
adanya peenyiksaan, pembunuhan serta scenario terencana untuk
mengacaukan Papua dengan maksud memusnahkan Orang Papua sedikit-demi
sedikit.
Kira-
kira pada tahun 1999/200 pernah terjadi kejadian di Kuamki
Lama-Timika, ada 2 perempuan dan 2 laki- laki dianiaya sedangkan 2
orang lagi berhasil kabur. Waktu itu bulan agustus, bulan Kemerdekaan
Rebpubilik Indonesia. Kejadian ini bermula ketika mereka sempat
menunggu angkutan di kwamki-lama ingin menuju ke Lapangan Timika
indah. Tidak lama mereka menunggu mobil angkut, tiba-tiba mincul
mobil tentara dan memaksa mereka berempat (OAP) naik mobil tentara
itu, kemudian tentara bawah mereka di Jalan Freeport lama tetapi 1 cewe
dan 1 cowo berhasil kabur/menghilang, sedangkan 1 cewe (N. Pakage) dan 1
cowo (A. Kotouki) masih dalam mobil. Tentara membunuh mereka dua.,
yang cewe mereka potong buah dada (Payudara) dan yang cowo mereka potong buah pelir (Alat kemaluhan Pria). Darahnya mereka oleskan pada bangunan rumah Angkatan Laut yang di samping Makam
Islam di tikungan ujung bandara Timika. Dan buah dada
(Payudara) serta buah pelir si laki-laki mereka bawah. Sedangkan buah
dadanya (Payudara) si wanita, mereka membuat patung gambaran pada
Gapura yang ada di sudut bandara kebun siri dan Buah Pelir seorang
lelaki itu ditempatkan di terminal bis/bus kuamki lama-kolam kolarman
(Kali Waa).
Sekian
banyak pelanggaran HAM yang terjadi di Tanah papua, baik yang
terungkap maupun yang terselubung. Sampai kapan kah persoalan yang
disebut-sebut sebagai “API DALAM SEKAM” ini akan berakhir.
Sekalipun persoalan ini telah mencuat di permukaan hingga telinga
kaum penegak hokum internasional, masalah Papua selalu menjadi
polemic sengketa kepentingan berbagai Negara, terutama RI dan Amerika
tidak pernah menemukan solusi yang tepat agar Warga bangsa Papua
senantiasa hidup dalam keadaan sosial politik yang bebas dan beradab
berdasarkan falsafah dan ideology yang dianut oleh bangsa Papua
Barat.
Berdasarkan
bukti penyerahan ranah Hukum, politik dan pelanggaran HAM yang terjadi di tanah
Papua Oleh ILWP/IPWP kepada PBB/UN setiap sidang umum tahunan, tatkalah dokumennya masuk di
meja PBB/UN tetapi seakan-akan menjadi sebuah informatif belaka.
Dengan perilaku seperti ini dapat dipastikan bahwa Indonesia, Amerika
dan PBB memiliki kepentingan yang setimpal untuk menguasai kekayaan
yang ada di Papua. Maka, dengan ini kami bangsa papua sedang
melakukan perjuangan pembebasan ini seakan-akan melawan atau
menantang Dunia untuk mempeloleh kebenaran sejati di Papua Barat.
Papua Melawan Dunia!!
Reporter
Wegamo Voice
Int:
Nonce T.
Regards;
Timipotu News